Senin, 11 Mei 2009

sajak-sajak lama

Melati Tahu Diri
Sekuntum melati
Tidak pernah bermimpi untuk menari di lazuardi
Karena melati tidak cukup hangat untuk menyinari pagi
Layaknya mentari

Maunya
Maaf jika aku hanya menghantarkan kepak tangis dan doaku
Saat air mata darah telah menggenangi telapak hatiku, meresap melalui akar
Dan menggetarkan kebahagiaanku saja..
Padahal tiap seperjuta detiknya tanganMu menjuntai dari langit
Siap menopang setiap sendi keangkuhan jiwaku

Kesetiaan
Kau dan aku menjadi satu
lewat benang-benang asmara
Yang Kau rajut dengan jemari-jemari cintaMu..


Teka-Teki Abadi
Menyusupi gurat-gurat langit yang bercabang
Mencari celah pada awan
Sementara malam semakin temaram
Tak ku temukan guratan langit dan celah pada awan
Kau melindap melalui bisikan angin..

Lalai
Sepercik keangkuhan tak pernah terlupakan
Saat setiap langkahmu menggetarkan liang dunia
Pori-pori bumi enggan mengingatkan
Bahwa ada rumput yang berteriak terinjak
Tetapi tetap mensyahdukan namaNya

Hakikat Keterasingan
Adakalanya kau dendangkan
Setiap nada yang terlahir dari goresan belati sunyi
Dan sayatan sembilu sepi karena selama ini
kau terlalu sibuk dengan keriuhan dunia
hingga tak dapat kau rasakan ketiadaan dalam gemerlap cahaya
dan kecemerlangan dalam kesendirian

Tolol Permanen
Kita ayun-ayunkan dan kita tebaskan pada seutas leher manusia
Sebilah “kebenaran” yang kita cabut dari SEONGGOK KOTORAN
Yang kita sebut dengan “hati”

Manusia Pohon
Saat pohon-pohon mulai berkerut dan bersenandung
Tentang akhir suatu cerita
Aku ingin menyampaikan permintaan maafku pada Dewi bumi
Karena aku tidak pernah mengagumi saat serbuk-serbuk sari
Jatuh ke dalam putik bunga yang pada akhirnya
Melahirkan keindahan

Balerina Angkasa
Sejumput rindu tercabik
Dari cakrawala kalbuku yang tak pernah berawan
Kaupun datang….
dalam tarian yang menyelinap melalui celah-celah jariku
yang kulipat mesra
hangat bagai sentuhan yang membelai kelopak mataku
sejuk bagai tetesan yang melelehi setiap sudut retina hatiku
Indah bagai cinta yang membeku dan mengkristal dalam sel-sel darahku
Mendesah dalam ketajaman kasihMu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar